Santi Rosmala

main image

Kota Boyolali terkenal dengan kota susu, karena sebagai kota penghasil susu terbesar yang terletak di wilayah provinsi Jawa Tengah. Berada di kawasan jalan Solo - Semarang dengan pusat kotanya kecamatan Boyolali.

Pernah sekali menyambangi kota ini beberapa waktu lalu, hanya untuk mencari makan siang, saat perjalanan dari Bandung menuju Klaten. Sekarang, kembali lagi ke Boyolali untuk mencicipi soto seger Boyolali Hj. Fatimah yang berlokasi di jalan raya Boyolali - Semarang no. 216 Banaran.

Warung soto yang menjadi daya tarik kuliner khas Boyolali ini memiliki dua tempat yang letaknya tidak berjauhan, hanya berjarak sekitar 500 meteran dari warung pusat.

Menikmati soto seger dengan irisan daging sapi yang tipis, dilengkapi toge pendek dan kol membuat tampilannya semakin menggoda. Bagi saya, satu porsi soto campur pas untuk menu sarapan. Soto seger Boyolali ini juara rasanya, tentu saja ditambah perasan jeruk nipis dan sambal yang dapat menggoyang lidah.

Yang membuat betah berlama-lama di warung ini adalah banyaknya pilihan aneka gorengan dan tusukan sate ayam, kikil, otak, telur puyuh, pentol, dll. Semua gorengan di sini nyaris nggak ada yang mengecewakan, rasanya pas dan enak dengan tekstur gorengan yang garing, renyah memanjakan lidah penikmat gorengan sejati.

Warung ini buka dari jam 6.30 sampai jam 21.00 wib. Dan pastinya selalu ramai pengunjung yang sangat menikmati sajian yang disuguhkannya. Ada dua pilihan varian soto, yaitu soto ayam dan daging. Saya, sih, lebih memilih soto daging karena tergugah dengan irisan daging tipisnya dan juga kuah sedapnya.

Harga soto berkisar 8000 per porsi dengan gorengan dan tusukan antara harga 1000 - 2000 rupiah. Cukup ramah di kantong, tapi hati-hati jebol karena kebablasan dengan godaan aneka makanan pelengkapnya tadi, hehe.

Dari semua makanan yang tersaji di meja, ada beberapa yang menjadi favorit dan recommended banget buat dicoba. Tempe goreng kering yang kriuk cocok untuk menemani setiap suapan soto ini. Perkedel kentang juga menjadi daftar wajib untuk disantap barengan sotonya.

Ada yang berbeda dari tahu baso di sini. Tidak seperti tahu baso lainnya, karena dibalut tepung yang menambah kerenyahannya. Soal rasa nggak perlu dibantah lagi, maknyus. Dan pandangan saya tertuju pada semacam gorengan berbalut kacang yang terlihat garing menggoda. Di sini disebut lentho, berbahan dasar terigu dan kacang telo dengan rasa ketumbar yang kuat, dan renyah banget. Buat saya, ini adalah juaranya. Garing, renyah, enak dan bikin ketagihan! Di Bandung juga ada, namanya rarawuan. Tapi, soal rasa dan tingkat kerenyahannya belum ada yang ngalahin si lentho ini.

Untuk aneka tusukan pilihan saya jatuh pada sate kikil yang berbumbu manis meresap, dan bertekstur empuk. Sate otak berbalut telur juga sayang untuk dilewatkan. Dan pastinya, pentol yang masih menjadi makanan kekinian pun ada di sini.

Oyah, di warung soto Hj. Fatimah juga menyediakan makanan khas daerah, seperti sosis solo, onde-onde, klepon, dll. Banyaknya pilihan makanan menjadi daya tarik tersendiri yang dapat membuat Anda bisa kembali lagi ke tempat ini.

Sebetulnya, soto boyolali ini ada juga cabangnya di Bandung. Berlokasi di sekitaran jalan Maulana Yusuf, depan Total buah. Saya pernah mencicipinya saat acara TDA Perempuan, puasa kemarin. Dari siang sampai malam selalu dipenuhi oleh pengunjung. Tapi, tetap dong ya, makan di daerah aslinya akan memberikan sensasi kenikmatan sendiri.

Nah, buat yang mampir kota Boyolali. Monggo mampir dan nikmati soto seger penggugah selera ini.

Salam kuliner,

Santi Rosmala


Penulis
Santi Rosmala
Santi Rosmala

Santi Rosmala

© All rights reserved @cso