Santi Rosmala

main image

Berawal dari nasihat seorang sahabat yang menyarankan untuk mempelajari Tazkiyatun Nafs, saat galau gulana menerpa beberapa tahun lalu.

Perlahan bisa belajar memahaminya, meski hanya sedkiiiiit sekali.
Dan semua itu atas seizin Allah pastinya.

Ilmu apapun namanya, baik itu ilmu dunia apalagi ilmu akhirat. Tak akan terlepas dari ketetapan-Nya.

Siapa yang Dia kehendaki akan dimudahkan baginya memperoleh ilmu tersebut.

Konsep penyucian jiwa memang tak semudah kita membacanya.

Saat ingin mengamalkannya, akan ada gejolak rasa yang membuncah.

Apakah nafsu ini bisa dikalahkan atau malah kita yang menyerah kalah?

Seperti halnya, marah saat merasa diremehkan.
Kecewa saat ekspektasi tak sesuai kenyataan.
Sedih saat merasa hilang dan sendirian.

Dan juga banyak faktor lain yang menyebabkan gangguan perasaan.

Mungkin saat itu aku lupa, bahwa Allah ada dan sangat dekat pertolongan-Nya.

Kembali kepada Allah dengan kepasrahan jiwa dan meyakini, bahwa semua urusan adalah kebaikan dari-Nya.

Terkadang, apa yang dianggap benar belum tentu baik menurut Allah. Begitupun sebaliknya.

Jadi ya, sudah tinggal jalani aja semuanya dengan ikhlas.

Tapi kan, ikhlas itu juga nggak mudah?

Iya, karena yang mudah itu ngomongnya.

Dan diawali dari ngomong ikhlas, in syaa Allah akan bisa belajar menjadi benar-benar iklhas. Bukankah ucapan itu doa?

Ketika ada niat sedikit saja untuk ikhlas, maka Allah akan memberikan jalannya untuk menuju ke arah sana.

Selain itu, barengi dengan sabar.

Bersabar menjadi hamba pilihan dengan berharap Allah ridho.

Bersabar menanti skenario yang telah disiapkan.

Sebuah hadiah tak akan selamanya terbungkus indah. Kadang, tak bisa ditebak.

Iyalah, namanya juga kejutan.

Yang jelas, kejutan itu pastilah akan menjadi nutrisi bagi jiwa.

Asalkan rela menerimanya. Terima dengan tawakal, karena baik buruknya adalah baik untukku.

Setelah semua tahapan ini bisa diupayakan. Nikmati saja hasilnya dengan bahagia, sebab hanya jiwa yang lapanglah bisa merasakannya.

Tingkat kebahagiaan tertinggi seseorang adalah saat hatinya menjadi tenang, apapun keadaannya.

Dan apa saja yang mengganggunya akan dianggap ringan, karena ini semua hanyalah gurauan.

Ya, it's only dunya!

◎◎ Dan ini pengingat diriku sendiri.


Penulis
Santi Rosmala
Santi Rosmala

Santi Rosmala

© All rights reserved @cso